Terus terbayang mengoyak pikiran
Sendu kala berjuang dulu
Tangis dalam perjalanan lalu
Kecewa saat semangat dan langkah
menyatu
Pikiran melayang jauhi impian
Seakan bumi enggan mengasihi
Takut melihat wajah dunia kini
Malu menatap jubah perang tertanggalkan
Rindu akan hadirnya Illahi
Dalam nafas jiwa raga diri
Ingin rasanya mencari
Jarum harapan dalam jerami kalbu
Sekali mencoba cermin tak terjaga
Memantulkan kembali kematian hati saat
dahulu
Terus merambat hingga denyut nadi
Cepat, cepat tak tertahan
Menolehkan muka ke tanah
Berharap sinar mentari datang
Atau cahaya rembulan tak padam
Atau nyala lentera peradaban
Beribu kali terulang
Bangkit tak bisa
Bangun tak mampu
Hanya karena suramnya masa lalu
Ingin dilupakan namun tak mampu
Karena terlalu manis
Serta terlalu pahit
Untuk dihilangkan dari ingatan
Maka sekali-sekali tak akan dicoba lagi
Energinya mubazir
Menjadi semakin terpatri di dalam otak ini
Bukannya menghilang
Mendalami setiap titik tragis perputaran
roda
Menggali cermin untuk masa depan
berkilau
Itulah sewajarnya
Tak usah melakukan apa-apa
Diam, diam dan maju ke depan
Membawa asa gapai impian
Menoleh ke belakang sebagai rambu
perjalanan
Untuk menghindari lubang hitam kekalahan
Maka jangan dilupakan
Tapi diikhlaskan....
Tidak ada komentar:
Posting Komentar